Minggu, 25 November 2012

Michi~to you all by Aluto


Aluto, siapa sih yg ga kenal ini voca grup?? Yang nyanyiin ending 2nd Naruto Shippuden. Lagu yang keren banget.
Berhubung ini salah satu lagu favorit Kim, Kimi mo share nih, terjemahannya masih agak kurang tepat, tapi udah bagus kok :D
Enjoy..

Daitai itsumo doori ni
Selalu saja 
Sono kado wo magareba
Ketika aku ada di belokan itu 
Hitonami ni magire komi
Aku tenggelam di lautan orang 
Tokete kieite iku
Dan menghilang

Boku wa michi wo nakushi
Aku benar-benar kehilangan jalanku 
Kotoba sura nakushite shimau
Dan aku pun tidak bisa berkata apapun 
Dakedo hitotsu dake wa
Tapi hanya satu hal

Nokotteta, nokotteta
Yang masih tersisa, masih tersisa
Kimi no koe ga
Suaramu

Warau kao mo, okoru kao mo subete
Wajahmu yang tertawa, yang marah Semua tentangmu
Boku wo arukaseru
membuatku terus berjalan

Kumo ga kireta saki wo
Mitara kitto
Lihatlah ke atas
Di mana awan mulai pecah

Nee, wakaru deshou? (Nee, wakaru deshou?)
Hei, mengertikah dirimu? (Hei, mengertikah dirimu?)

Aimai ni ikiteite mo
Hidupku tidak mudah 
Kokoro ga mijuku demo
Tapi hatiku masih bisa terluka
Sore de ii hora soko ni wa
Itu tak masalah. Di sana, lihat di tempat itu
Daiji na hito ga iru
Adalah orang yang paling kuhargai

Kimi ga mayou no nara 
Jika kau bimbang
Boku ga michishirube ni narou
Aku akan jadi penunjukmu
Ato wa shinjireba ii
Hanya jika kau percaya padaku


Tashikameru sube wa motta
Menjelaskan artinya 
Osore nai de
Janganlah takut

Hikari atsume sora ni hanatte iru
Cahaya berkumpul, melewati langit
Kimi ni wakaru you ni
Seperti mengertikan dirimu
Soshite ayumu michi wo
Dan jalan tempatmu berada
Motto tera sou
Akan terus bertambah terang

Doko made mo... (Doko made mo... x3)
Di manapun... (Di manapun...x3)

Kami・koe・kuchi・yubisaki he todoke
Di tempat bertemunya rambut-suara-mulut-ujung jari

Ima dake demo ii (Ima dake demo ii)
Tapi sekarang tetaplah baik... (Tapi sekarang tetaplah baik...)









Jumat, 06 Juli 2012

Seseorang yang [memendam] cinta [12.07.07]

Seseorang yang mencinta..

Dia bahagia, teramat bahagia..
Meski hanya melihat..
Meski hanya bertatapan..

Seseorang yang mencinta..

Dia begitu berseri..
Bercerita, tentang dia yang di puja..
Juga, bercerita tentang mimpi-mimpi indahnya..
Mimpi yang menjadi nyata..
Sebuah kenyataan yang sangat indah..

Seseorang yang mencinta..

Hanya memendam seberapa besar ia mencinta..
Sampai kelak cinta itu berbalas..
Semoga..
Semoga..

Seseorang yang mencinta..

Tiap tingkah.. tiap mimik.. terasa begitu hidup..
Tak pernah terbungkus kepalsuan..
Hanya.. Kepolosan dalam merasa..

Duhai seseorang yang mencinta..

Aku yakin kau kan bersanding dengannya..
Aku yakin.. Karena bisa kulihat..
Bisa kurasa dan bisa kutebak..
Kau sungguh mencinta..

Seseorang yang mencinta

Lagi-lagi.. tak pernah bosan untuk dilihat..

Aku tak tahu apa judulnya :D

Sebuah puisi yang entah kapan kubuat..

Dan kini dia menemukan alasan..
Alasan kenapa ia ingin memotret beku memori dalam kata..
Alasan mengapa ia ingin berucap rasa dalam kata..
Iia ingin mengabadikan semuanya..
Secuil keabadian di tengah semua fana ini..
Dia ingin..
Kisahnya tak tertinggal dalam sudut arus..
Di mana hanya ia dan orang itu yang tahu...
Dia hanya ingin.. Cerita itu terbaca..
Terekam walau sebentar di memori..
Karena dia ingin..
Cerita itu dinikmati..
Tiap sedih, haru.. serta bahagianya..
Sempurna dengan melihat komentar dan lukisan wajah..
Sempurna..
Melengkapi kebahagiaan kecilnya..
Sebagai pelukis kata..
Pemotret rasa..
Dan pengabadi cuilan kehidupan..

Rabu, 21 Maret 2012

Kau Tak Terluka [12.03.04]

Semuanya diawali dengan luka,
dan semuanya diakhiri dengan luka.
Bak siklus perputaran yang tak berujung.
Memenuhi tiap titik-titik sudutnya dengan sesuatu.

Apakah hatimu tertinggal di sana?

Memulai tanpa sesuatu,
dan mengakiri tanpa sesuatu.
Bagaikan arus dalam muara, bergenang dan beriak.
Memenuhi perlahan aliran dari atas.

Apakah emosimu tersita di sana?

Berjalan tanpa apapun,
dan terjatuh dengan segalanya.
Menuntun dan membantu, bagai goresan tujuh warna pada kanvas.
Memudarkan kelam dalam pekatnya jerat.

Apakah eangkau tetap hitam?

Semuanya diawali dengan luka,
dan semuanya diakhiri dengan luka.
Dan jikaupun kau mengingkarinnya,
kau justru kembali ke awal.

Apakah kau terluka?

Kau tak terluka.

Karena kau hanya pernah terluka.

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin [12.03.09]

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

terinspirasi dari novel berjudul serupa karangan Tere-Liye


Ketika daun melayang gugur
meninggalkan rengkuhannya pada batang
berpijak dari tempatnya tumbuh
lepas dari naungannya
sendiri terbawa angin yang merenggutnya
membawanya pergi ke tempat yang asing
tak ada lagi bawah bayangan daun-daun lainnya
tak ada lagi sinar mentari yang mengintip melalui celah
tak ada lagi tetes-tetes embun basah menimpanya
dan tak ada lagi suara gemerisik dedaunan lainnya
Melodi itu kini hanya bisikan angin semilir
yang membawanya terbang
dan jatuh direngkuh tanah

Meskipun jika itu semua terenggut
hilang
tapi..
daun yang jatuh tak pernah membenci angin
tak pernah sekalipun berniat menyalahkan
kenapa angin membawanya terbang
kenapa angin merenggutnya
kenapa angin melepaskan rengkuhannya

Daun hanya terbang melayang perlahan
menurun dan terkadang menukik
Engkau yang sedang melayang
kenapa kau tak menyimpan dengki
kenapa kau tak terbalut asa
Ia hanya terus melayang
naik turun perlahan

Angin hanya terus berlalu

pertanyaan itu mengambang
tak terperdulikan

terbawa desir angin dan menghilang lekat di angkasa

Daun itu terjatuh sempurna
menampakkan tiap-tiap goresan nyata gurat tulangnya
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
karena ia telah membawanya terbang
menampakkan sinar utuhnya mentari
memberinya siraman basah air hujan
memberinya tempat memandang pohonnya dari jauh
dan membawanya melihat melodi semesta
Kini daun tergeletak
terbaring dalam kungkungan tanah basah
membawanya menyatu sempurna
hingga ia akhirnya menjadi sari pohon itu sendiri

Daun yang terjatuh tak pernah membenci angin

Sakura [12.03.04]

Sakura itu terdiam..
Bertahan kokoh di batangnya..
Hari merekahnya yang pertama..
Menyambut dunia dengan indah..
Menatap lurus pada mataharinya..
Hangat musim membelainya..
Angin yang lembut mengajaknya menari..
Indah merekah..
Memenuhi tiap sudut batang yang sempat merana..
Membeku dalam dinginnya tumpukan salju musim dingin..
Yang menggigil dalam hembusan tajam kala malam..

Namun ketika waktu mengajaknya untuk semakin merekah..
Ketika waktu membukakan seluruh kelopaknya..
Dan ketika waktu menampakkan benang benang serbuk sarinya..
Dia jatuh melayang..

Waktu penghabisannya tiba..
Waktu di mana ia mekar dengan sempurna..
Menampakkan wajahnya dengan jelas..
Membuahkan denyut kehidupan pada batang yang sebelumnya nampak merana..

Bunga itu jatuh..
Lembaran kelopaknya terenggut..
Meninggalkan tangkainya yang hanya bersisa jejak..
Jatuh berlahan terbawa pusaran angin dan jatuh memeluk tanah..

Bunga itu jatuh..
Di kala ia benar-benar nampak indah..
Memang bunga itu jatuh..
Namun tetap meninggalkan sebuah jejak..

Kasihan..

Bunga itu memang bersemi untuk jatuh..

Untukmu Yang Mencintainya Diam-diam [12.03.03]

Pandangilah sepuasmu..
Namun jika kau telah temukan dirimu..
Berdirilah tegak..

Halaulah rintanganmu..
Karena kau memiliki kekuatan itu..
Meski kau hanya dalam bayang tirai tembus pandangmu..
Meski kau fikir hanya orang di luar cerita..
Tapi bagaimana jika kau ada di dalamnya??
Ada tempat untukmu di sana..
Di saping tokoh cerita..

Perhatikanlah hingga waktumu habis..
Namun jika kau telah puas menata hatimu..
Ungkapkanlah tanpa ragu..

Tak ada artinya jika kau hanya berdiam diri..
Terkadang kau takkan pernah mengubah apapun jika diam..
Tak peduli seberapa besar rasa itu..
Tak peduli jua seberapa tulus engkau..
Akan percuma jika kau berdiam..
Tanpa membiarkannya melihatmu..

Berdiamlah hingga kau hanya berteman sunyi..
Namun jika kau telah puas mengosongkan malumu..
Teriakkanlah suaramu..

Meski jika hasilnya menyakitkan..
Tetaplah berdiri..Karena jika kau teriakkan kau ada di sini..
Mungkin..Kau bukan lagi tokoh di luar cerita..Terkadang sulit untuk mengakuinya..
Terkadang semua ego itu mendominasi..
Menutup keinginan dari dasar hatimu..
Tapi jika kau biarkan hatimu tertutup ego..
Maka, kau terlarut dalam dukamu sendiri..
Mengamati dari balik tirai tembus pandang tanpa bisa bertaut..
Dan parahnya, kau akan kehilangan dia..

12.03.02

Senja..Akankah kau datang lagi dengan penuh raut lesu..
Apakah kau datang lagi dengan setoreh luka baru..
Mungkinkah kau bawa lebam biru hatimu lagi..
Remuk menuju akhir hari?

Meretas kembali harapanmu
dan menunggu di balik tembok retakmu
meskipun kau telah menemukan pintu
hanya kau terlalu tergesa
kau menghancurkannya
menorehkan tiap retakan retakan baru

Tembokmu rapuh..

Engkau yang memilihnya..
Berlindung di bawah bayang-bayang semu..
Ketika kau memutuskannya..
Detik itu jua kau kehilangan dirimu..
Semuanya semu..
Dan siapakah yang kini mendiami raga itu??

Ketika kemudian oase tiba..
Kau terlalu tergesa berlari..
Kau terjatuh..
Namun kau menemukan pijakanmu
Perlahan..
Meski dengan semua upaya pertahananmu..
Kau hancur lagi..
Namun bukan hancur sempurna,,
Ini adalah hancurmu untuk menjadi utuh..

Jingga utukmu.. Oasemu..
Yang tanpa kau sadari telah menarikmu dalam kungkungan kegelapan yang selama ini menjeratmu..
Menarikmu yang terjebak di satu sudut waktu..

Dan kini kau menemukan kembali belahanmu..

Apakah kau utuh??
Apakah kau sempurna??
Kini senyum itu yang menjawabnya..

For: Matahari Senja

Seiris Bola Basket [12.02.26]

Title       : Seiris Bola Basket
Sebuah cerpen yang tadi baru aja dibikin, dengan waktu kurang lebih 4 jam *lama*. Masih belum di edit, harap maklum banyak miss-typo. =.=)v
Chara    : Erin, Sarah, Revan
Warning: Typo(s), gaje + amburadul, banyak ambigu/kurang efektif.
Happy reading ^^

Seiris Bola Basket

Sesuatu yang disukai. Apa kau punya itu? Aku memilikinya. Bola basket, hadiah satu-satunya dan mungkin yang terakhir dari tetanggaku, teman sepermainanku untuk waktu yang cukup lama. Sarah namanya, gadis itu cantik dengan rambut indah dan lurus sepinggang. Dulu, sebelum dia ikut pindah bersama kepindahan kerja ayahnya, kami sering bermain basket bersama. Meski harus kuakui, Sarah payah bermain basket. Kadang aku tertawa hingga sakit perut melihat Sarah digiring bola, bukan dia yang menggiring bola seperti seharusnya. Meskipun begitu, dia tak pernah menyerah.
“Suatu saat nanti pasti bakal kukalahin kamu.” Sarah menunjukkan wajah seriusnya. Wajahnya basah oleh keringat, rambutnya tampak beberapa yang dengan bandelnya keluar dari kuncir ikat kudanya.
Aku menghentikan tawaku demi melihat mimic seriusnya itu. Kemudian berdiri dari dudukku, menghampirinya di dekat ring.
“Oke, siapa takut.” Tantangku setengah bergurau pada Sarah. Ku rebut bola di tangannya dengan cepat dan ku lakukan lay up ke ring di belakangnya.
“Plung..” Bola yang ku lemparkan masuk.
“Erin curang!!” Sarah berteriak sambil menunjukku, merasa kesal karena seharusnya masih gilirannya memegang bola.
Ku ambil bola dan ku pass ke Sarah. Entah apakah aku atau Sarah yang tidak fokus, bola itu bukannya berada dalam tangkapan Sarah tetapi mengenai mukanya. Menyisakan semburat merah di hidungnya, persis seperti rusa hidung merah. Kami berdua pun tertawa setelahnya.
Bagiku, itu adalah satu dari serangkaian sore-sore konyol kami di lapangan basket. Masih ada banyak sebelumnya dan waktu itu aku berfikir pasti masih ada lebih banyak lagi setelahnya.
Namun aku salah, kepindahan Sarah di akhir kelas dua dating sebagai hadiah ulang tahun tak terduga untukku. Bulan September, musim penghujan. Tepat dalam salah satu sorenya ku lihat mobil box di depan rumah Sarah, mobil yang besar. Aku tak memperdulikannya karena ku pikir mungkin mereka baru saja membeli perabot baru. Tapi aku salah.
Sekitar pukul 16.30, Sarah dan orangtuanya dating ke rumahku. Mereka berbicara cukup lama dengan orangtuaku. Ku dengar samar-samar percakapan mereka dari ruang keluarga. Tak jelas, sehingga aku malas mendengarnya dan memutuskan untuk berkonsentrasi pada TV saja. Menemani adikku yang sedang menonton Spongebob kesayangannya.
Entah itu pukul berapa, tiba-tiba Sarah dan orangtuanya masuk menemuiku. Sarah menatapku dengan sorot yang sulit ku ungkapkan. Dia memegang bola basket barunya, baru dibeli beberapa minggu yang lalu dan baru beberapa kali kami pakai bersama.
“Erin, Sarah, om, dan tante mau pamitan sama kamu. Kami akan pindah ke Bandung.” Ibu Sarah angkat  bicara, dengan senyumnya yang khas itu ia mengatakan kejutan itu dengan entengnya. Sementara aku bingung harus menjawab apa.
“Sana Sarah, serahkan ke Erin.” Kulihat Sarah tetap menunduk. Wajahnya tersembunyi di balik poni serta rambut panjangnya. Sarah mendekatiku perlahan, mengangkat wajahnya yang nampak muram dan berkata.
“Erin, selamat ulang tahun. Maaf kecepetan.” Dengan senyum yang ku lihat ganjil menghiasi wajahnya yang nampak sedih itu, dia menyodorkan tangannya. Ku lihat sebuah kantung plastic berisi sebuah kotak.
Aku bingung harus menjawab apa. Secara refleks aku berucap.
“Terima kasih.” Hanya itu kata yang keluar dari bibirku. Ku terima kantung yang ternyata berisi kado untukku. Kado itu berisi sebuah lampu hiasan berbentuk botol, dengan hiasan kerang-kerang kecil di sana-sini. Kado unik ulang tahun terakhir dari Sarah. Tak hanya itu, di hari terakhir itu Sarah juga menyerahkan bola basketnya padaku. Bola basket itu sudah ditandai, ada nama Sarah dan aku di satu sudut kecilnya.
~.~.~.~.~.~
Setelah kepindahan Sarah dan keluarganya, kami berdua masih tetap berhubungan. Kami sering berkirim pesan. Dia banyak menceritakan sekolah barunya, teman-temannya, dan juga guru-guru di sekolahnya. Sarah sepertinya tak mengalami masalah apapun di sana, aku senang mengetahuinya. Sarah juga bercerita, tim basket di sekolahnya boleh dibilang lumayan kalau tak mau dibilang hebat. Dia berkata banyak anak-anak tim basket putrid yang sebanding denganku. Tetapi dia tetap berkata bahwa aku pasti bisa dengan mudah mengalahkan mereka jika aku ada di sana. Aku tertawa ketika mendengar ini. Sarah tetap saja sama. Dia selalu berlebihan padaku.
Kira-kira awal Desember, aku kehilangan handphone-ku. Dicopet di dalam bus saat aku hendak pergi bersama beberapa teman sekelasku. Rencananya kami akan jalan-jalan bersama. Sebuah rencana hari yang menyenangkan, namun berubah menjadi musibah untukku. Sebenarnya orangtuaku tak mempermasalahkan soal kehilangan itu.
“Itu murni kecelakaan, bukan kesengajaan.” Itu yang mereka bilang.
Meskipun benar apa kata mereka, aku tetap menyesalinya. Kenapa aku begitu ceroboh? Sekarang sempurna sudah Sarah dan aku hilang hubungan. Aku tak pernah menuliskan nomor Sarah ataupun alamat barunya. Handphone yang hilang itulah satu-satunya penghubung kami, dan kini lenyap.
Ku pandangi lama bola basket di tanganku. Ku putar perlahan hingga kutemukan namaku dan Sarah terukir di sana. Semakin lama kupandangi bagian itu. Hingga akhirnya ku dribble bola itu dan ku lakukan lay up sekali lagi, mungkin yang terakhir untuk hari ini.
“Prakk..” Gagal. Bola itu memantul di papan atas ring, melambung cukup jauh.
“Aduh..” Terdengar suara dari belakangku yang masih memandangi ring basket.
“Ah..” Segera ku balikkan tubuhku dan ku lihat seseorang di sana, di tepi lapangan basket sedang mengusap kepalanya dengan sebelah tangan sementara tangan yang lain memegang bola basket. Bola basketku!
Kakiku berlari ke arah orang itu. Kutangkupkan tangan dan segera meminta maaf.
“Sori.. Sori.. Tadi gak sengaja.” Ucapku beruntun.
Orang itu memandangku sekilas dan memandang bola basketku.
“Oh, gak papa kok. Nih bolamu.” Dia menyerahkan bolaku kembali. Tentu saja ku raih bola itu dengan senang, setengah merasa bersalah.
“Oh ya. Jangan lupa. Lain kali kalau maih hati-hati.” Kata orang itu dengan nada jahil. Dia tersenyum padaku dengan sebelah tangan masih mengusap-usap kepalanya yang menjadi sasaran bola ‘nyasar’ku.
“Iya. Makasih.” Kataku padanya, balas tersenyum. ‘Orang ini sepertinya menyenangkan.’ Itulah pikirku pertama kali melihatnya. Dari penampilannya ia tampak lebih tua dariku. Mungkin anak SMA. Wajahnya? Lumayan mungkin, entahlah aku tak terlalu peduli soal itu.
Ku lanjutkan permainan basket sendirianku itu hingga petang menjelang. Tak memperhatikan bahwa ada sepasang mata yang lekat mengamatiku. Mata milik orang yang tadi menjadi ‘sasaran’ bolaku.
~.~.~.~.~.~
Seperti biasa, aku pergi ke lapangan basket itu. Lapangan basket tempatku bermain sejak mula aku mengenal basket. Lapangan tempat aku dan Sarah sering menghabiskan senja. Sebuah lapangan basket di dalam kompleks sebuah SMA.
Sebelum memulai permainanku, seperti biasa. Aku berdiri di daerah 3 point. Menatap bola basketku lekat, memutarnya perlahan hingga sampai pada satu titik, dan memejamkan mataku. Aku mengingat kembali saatku bersama Sarah. Aku mengingat saat kami tertawa, aku mengingat saat aku merebut bola dari tangannya dan dia memasang ekspresi jengkelnya. Kadang aku tersenyum sendiri dalam kenangan itu. Kini aku hanya bisa mengingatnya, karena Sarah dan aku tak terhubung lagi. Benang yang mengikat kami telah putus.
Setelah puas mengenang, ku hembuskan nafas perlahan. Kakiku menjejak tanah dan mulai kulakukan dribble memutari lapangan dan diakhiri dengan lay up.
“Plung..” Bolaku masuk. Sempurna, aku manatap puas dan segera kulakukan rebound.
“Plung..” Masuk lagi. Ku raih bola basket itu dan ku dribble menuju tepi lapangan.
“Plok.. Plok..” Terdengar sebuah tepukan pelan dari belakang. Ketika ku arahkan pandanganku ke sumber suaru. Ku akui aku agak terkejut mendapati orang itu, korban bola ‘nyasar’ku tempo hari berdiri dengan santainya di belakangku. Mengenakan seragam sekolahnya, lengkap dengan tas di bahunya.
“Hebat juga rupanya kamu.” Dia tersenyum cerah padaku. Membuat separuh darahku berdesir ganjil.
“Makasih.” Ucapku kemudian secara refleks. Agak malu juga aku dipuji seperti ini.
Seketika, hanya ada diam di antara kami. Aku memandangnya, sekilas dia tampak sama dengan pertemuan kami kemarin. Tapi harus kuakui dengan seragamnya ini ia terlihat lebih dewasa menurutku. Yah, mungkin karena aku masih SMP.
Tiba-tiba terdengar sahutan dari sisi lapangan.
“Van!” Suara rendah seseorang mengalihkan pandangan kami. Ku lihat dia berlari mendekati kami dan menepuk bahu orang itu.
“Buruan Van. Si Agus udah mencak-mencak tuh!” Cerocos orang yang baru saja tiba di dekat kami itu.
“Wah.. Oke deh.” Jawa orang korban bola nyasarku. Memandangku kemudian.
“Duluan ya.. em..”
“Erin.” Jwabku cepat, menyadari kebingungan orang itu.
“Oh, oke. Duluan ya Erin.” Ulangnya sekali lagi.
Itulah awal kedekatanku dengan kak Revan. Dia sering ada di lapangan itu ketika aku ke sana. Katanya dia harus mengurusi sesuatu tiap pulang sekolah, itulah jawabannya ketika ku Tanya kenapa masih ada di sini. Memang biasanya kompleks sekolah ini selalu sepi setiap aku dating ke sini, sejak dulu. Kecuali memang jika ada kegiatan yang dilangsungkan di malam ataupun sore hari.
Kami cukup dekat, sampai tanpa sadar aku menganggapnya sudah seperti kakakku sendiri. Kami sering berbincang tentang basket dan bahkan semuanya. Sejak saat itu, permainan basketku tak lagi sendirian. Kami bermain bersama, one on one. Kak Revan lawan yang cukup sulit, kemampuan basketnya lumayan. Untuk mengimbanginya aku harus berusaha sekuat tenaga. Mungkin inilah salah satu alas an kenapa belakangan skill basketku meningkat.
Kak Revan tipe orang yang asik diajak bicara. Tanpa sadar, aku sudah berbicara terlalu banyak tanpa dipaksa. Semua murni karena aku ingin melakukannya. Dia adalah orang yang membuatku nyaman, bahkan untuk bercerita tentang Sarah sekalipun. Kak Revan berkata bahwa sayang sekali untukku diam saja mengenai Sarah. Seharusnya aku mencarinya.
Seketika mataku serasa dibuka lebar, benar juga apa katanya. Jika aku masih menganggap Sarah berharga sebagaimana aku menganggap bola basket kami harta berhargaku, sudah sepantasnya aku berusaha untuk menemukan Sarah. Bukan berdian diri dan pasrah menerima takdir.
Pernah suatu ketika kak Revan menanyakan kenapa aku tak mencarinya lewat jejaring sosial.
“Arghh… Gak kepikiran…” Jawabku saat itu. Menutupkan tanganku ke wajah dan menghela nafas perlahan.

Bagaimana aku bisa sampai tak berfikir seperti itu?

Kami akhirnya mulai mencari Sarah. Sadar dengan kemungkinan akan banyaknya pengguna jejaring sosial dengan nama Sarah, kami berusaha mempersempitnya hingga ada sekitar tiga orang. Kami menghubungi mereka bertiga dan menemukan hanya tersisa satu kemungkinan. Namun sayang, akun tersebut sudah lama tak menampakkan aktivitas penggunanya. Akhirnya kami mencari pada jejaring sosial lain. Kami menemukannya. Sarah.
Kami mendapatkan nomor telfonnya, dan saat itu juga kuhubungi dia. Benar saja, aku mendengar suara Sarah di seberang sana. Kami berbincang lama sekali, setelah sebelumnya aku meminta maaf. Kami terlalu asik sampai aku lupa pada kak Revan di sebelahku. Dia hanya melemparkan senyum ketika aku memandangnya, di hadapannya masih terbuka layar laptopnya yang tadi kami gunakan.
Hari sudah cukup sore ketika ku sudahi percakapan telfon itu. Ku raih bola basketku untuk ku pandangi sudut kecil bertuliskan namaku dan Sarah di sana. Lama sekali ku pandangi, sampai akhirnya ku alihkan pandanganku ke lapangan basket. Aku bisa melihat dengan jelas, di sana aku dan Sarah bermain basket bersama.
~.~.~.~.~.~.~
Ini adalah hari terakhirku di kelas sepuluh. Rasanya baru kemarin aku menginjakkan kaki di sini untuk pertama kalinya sebagai siswi SMA. Semuanya serasa berjalan begitu cepat, hampir setara dengan marathon. Tak terasa juga seminggu sudah sejak aku pertama kali mendengar suara Sarah lagi setelah dua tahun. Senyumku terkembang begitu lebar memikirkannya.
Liburan kali ini, Sarah berkata bahwa ia akan mengunjungi neneknya di Semarang. Itu artinya kami bisa bertemu. Tak sabar rasanya menunggu saat itu tiba.
Senyumku mengembang kian lebar. Membiarkan diriku berdiam memegang bolaku, oh maksudku bolaku dan Sarah.
“Melamun aja..” Tiba-tiba bola itu lenyap dari jangkauan tanganku. Beralih terpantul-pantul dalam dribble tangan kak Revan.
“Ah! Curang!!” Seruku sambil berlari, mencoba merebut bola di tangan kak Revan. Percuma, skill-ku memang meningkat tapi skill kak Rvan masih di atasku.
Setelah beberapa menit, akhirnya aku menyerah. Duduk begitu saja di tengah lapangan. Capek.
“Haha.. Kasian.” Kak Revan men-dribble bola ke arahku. Memutariku sekali dan berhenti. Dia duduk di hadapanku. Aku memasang wajah sebal dan memilih menengadah menatap langit.
“Hahhh…” Ku jatuhkan tubuhku perlahan ke lantai beton lapangan basket. Memandang langsung awan dan langit yang kemerahan, khas senja. Sementara kak Revan beralih menatap bolaku dan Sarah.
“Jadi ini sebabnya kamu suka mandangin bola ini ya Rin?” Kata kak Revan begitu menyadari tulisan kecil namaku dan Sarah di sudut kecilnya.
“Hehe..” Aku hanya tertawa. Aku tak pernah memberitahu orang lain tentang hal itu. Hanya milikku dan Sarah.
“Ketawa aja kamu.” Kak Revan ikut tertawa juga akhirnya.
“Hem, aku ada ide.” Seru kak Revan tiba-tiba. Dia bangkit menuju tepi lapangan basket tempat tas kami berada, sepertinya mengambil sesuatu. Aku tetap berbaring memandang langit sambil sekilas meliriknya dari sudut mata, malas untuk berdiri.
“Ngapain kak?” Sahutku setelah ku dengar suara langkah kaki kak Revan mendekat. Saat itu ku pejamkan mataku, menikmati sensasi berbaring di bawah langit yang memerah.
“Hem..” Kak Revan hanya menjawab dengan gumaman. Terdengar suara seperti goresan-goresan benda licin, berdecit.
“Bolanya diapain kak?!?” Seketika aku membuka mata khawatir bolaku dan Sarah kenapa-napa.
“Sudah.” Dengan bangganya kak Revan mengangkat bola itu tinggi-tinggi. Kemudian dia mengikutiku, berbaring menatap langit senja.
“Nih.” Kak Revan menyerahkan bola itu padaku, disunggingkannya senyum penuh arti.
Aku hanya menatapnya bingung dan menerima bola itu. Ku periksa dengan teliti apa yang telah dilakukan orang ini. Ketika sampai pada tulisan kecil namaku dan Sarah, ku temui tulisan yang nampak baru saja dibuat. Begitu membacanya, wajahku memanas. Aku tersipu.
“Gimana?” Kak Revan bertanya lembut padaku.
“Ya..” JAwabku pelan, aku malu sekali tapi tak bisa ku ungkiri bahwa aku juga sangat senang.
Sore itu kak Revan meraih tanganku, menggenggamnya erat. Kami bersama menghabiskan sore itu memandangi langit yang nampak merah cantik, meski mungkin wajahku lebih merah.
~.~.~.~.~.~.~
Kini bola basket ini bukan lagi milikku dan Sarah saja, ada nama pemilik baru di sana. Bersebelahan dengan namaku, dipisahkan oleh symbol berbentuk hati, “Revan”. Entahlah, mungkin justru aku malu untuk memperlihatkannya pada Sarah, tapi dia juga pemiliknya. Pemilik dari irisan bola basket ini.

Apa yang kau lihat dari bola basket berhargaku ini? Kesatuan bola basket yang sempurna ini?

Bagiku ini adalah kesatuan dari iris demi iris bagiannya.

Pertama, irisan untuk Sarah sahabatku yang harus kuakui membuatku iri dengan semua penampilan dan perilakunya yang sangat ‘cewek’.
Irisan ke dua, untukku yag terus menjaga bola ini, harta berhargaku.
Dan irisan yang ketiga, untuk kak Revan yang dengan tiba-tiba dan tanpa kata “I Love You” atau semacamnya, dia membuatku bersamanya. Aku yakin pasti wajahku memerah lagi tiap memikirkannya. Sekarang saja, aku memerah semerah tomat. Berada di sampingnya sekali lagi, menghabiskan senja yang lain bersamanya lagi.

Sedangkan untuk irisan yang terakhir, untuk kalian orang berhargaku yang belum kutemui.

Maukah kau menerima seiris bola basket?

~.~.~.~.~.~

12.02.23

Langkah kaki ini terhenti..
Menapak..
Kini mereka terpaku..
Bersama tetes air hujan yang turun perlahan.
Beriak kecil dalam genangan..
Mengalir menyisir bebatuan hingga akhirnya teresap tanah..

Kaki ini masih berhenti..
Ketika hujan melebat..

Kaki ini masih berhenti..
Ketika petir menyambar..
Sempurna sudah basah..
Kotor sudah keseluruhan..

Genangan keruh berkecipak di bawah hantaman hujan..
Namun tenang kembali setelah terang..

Kaki ini masih berhenti..

Ketika cahaya merambat..
Menembus celah-celah tembus pandang..
Memberi kilau akan setetes embus sisa hujan..
Memberi difraksi pada jutaan partikel air yang menguap..
Dan memberinya bias warna cahaya tampak..

Merah hingga ungu..

Kakiku baru mulai menapaki jalannya..

Karena kini dia menemukan sayap cahayanya..

sebuah cerita gaje :D

Kadang seseorang seperti berada jauh dalam memoriku. Ada sesuatu yang kulupakan entah siapa itu. Aku mengenalinya secara acak, random. Kadang ada jutaan partikel serasa meloncat membentuk badai-badai turbulensi. Semacam chaos yang dengan tiba-tiba bagai petir merambat melewati tiap sinapsis. Partikel-partikel beta berloncatan. Membentuk deret kuantum orde 3. Menembus melalui kisi. Menuju deretan golongan alkali tanah. Berpusar dan acak menyapu tiap-tiap lapisan troposfer. Menempuh melalui kuat medan yang berbeda dan kemudian menabrak keping berdielektrik dua. Beberapa partikel terlempar dan membentuk cahaya tampak. Setingkat sinar infra merah, namun sebesar energi gamma. Menembus dan memancar kembali seperti pada sonar. Semakin cepat seperti efek pegas berkonstanta besar. Berkecapatan tinggi dengan tekanan rendah seperti pada bagan rangkai sayap pesawat. Melepaskan kalor, seperti pada mesin carnot. Namun seimbang seperti pada asas black. Sefase dengan gelombang ber-kx positif. tertinggal dengan rangkaian induktif. Bergerak melalui medan magnet, beriringan dengan laju elektron cosinus sudut alpha. Semuanya bertumpu membentuk sebuah titik kesetimbangan. Dan berdifusi melalui membran semipermiabel. sementara yang lain melalui endositosis. Dan akhirnya beberapa melalui mitokondria untuk selanjutnya bersama siklus calvin. Berputar, terjaring pada sistem transport elektron baru kemuadian ke dalam bentuk ATP.

ngecheck hafalan fisika, malah nyasar ke biologi.. ~.~
Koplak :D

Minggu, 05 Februari 2012

Clockwork Lullaby Series

Clockwork Lullaby Series adalah cerita dalam Evillious Chronicles yang lagunya cukup menyayat hati karena karakternya. Kebanyakan karakternya hampir semuanya adalah karakter 7 Deadly Sins. Lagunya enak sih.. Saya suka hampir semua lagunya. Hehe..

Ok, langsung aja... Clockwork Lullaby punya 6 lagu yang tentunya beda2 penyanyinya..

1. Zenmai-jikake no Komoriuta (ぜんまい仕掛けの子守唄, Clockwork Lullaby)
Dinyanyikan oleh Kagamine Rin

Lagu pertama dalam serial Clockwork Lullaby. Katanya lagu ini di release sebelum "Daughter of Evil", tapi entah memiliki hubungan apa tidak. Rin menyanyikan Lullaby dengan keinginan agar orang lain mendengarnya. Lirik 'Lu Li La'-nya terletak di setiap reff.

Kata kunci dalam lagu ini adalah "この歌声は ぜんまい仕掛けの子守唄" ("This voice is Clockwork Lullaby" atau "Kono utagoe wo  Zenmai-jikake no Komoriuta"). Lirik pertama lagu ini sama dengan lirik terakhir lagu 'Kotoba Asobi' yang dinyanyikan oleh Rin juga.

2. Hakoniwa no Shoujo (箱庭の少女 [ぜんまい仕掛けの子守唄2], Girl of a Miniature Garden [Clockwork Lullaby 2])
Dinyanyikan oleh Hatsune Miku

Lagu kedua dalam serial Clockwork Lullaby. Lagu ini menceritakan tentang Miku sebagai anak dan ayah. Lagu ini punya hubungan dengan lagu 'Judgment of Corruption' dan Heartbeat Clocktower. Mungkin ayahnya itu Kaito di 'Judgment of Corruption'. Di akhir lagu, diceritakan kalau sang anak itu adalah boneka dan ayahnya itu adalah lelaki yang mati karena perang.

Kata kunci dalam lagu ini adalah "外の世界なんて知らなくていい" ("Don't need to know the world outside" atau "Soto no sekai nante shiranakute ii"). Lirik 'Lu Li La' dekat dengan akhir lagu, tepatnya 2 bait sebelum akhir.

3. Re_Birthday (re_birthday [ぜんまい仕掛けの子守唄3], re_birthday [Clockwork Lullaby 3])
Dinyanyikan oleh Kagamine Len

Lagu ketiga dalam serial Clockwork Lullaby. Lagu ini menceritakan Len sebagai 'Irregular', berada di sebuah ruangan yang gelap dan tidak bisa melihat apa pun. Tiba-tiba ia mendengar suara seseorang kalau ia akan disitu selamanya. Ia pun mulai mengingat kejahatan yang ia lakukan. ia mengenakan borgol merah di tangannya (melambangkan darah) dan borgol biru di kakinya (melambangkan air mata). Len pun mendengar suara (Lagu 'Zenmai-jikake no Komoriuta' dari Kagamine Rin) lalu kembali bangkit. Kemudian, kedua borgol lenyap dan ia pun terlahir kembali dan hari ini menjadi ulang tahunnya.

Lagu ini dibuat pada ulang tahun si kembar Kagamine atau '27 Desember 2008'. Kata kuncinya ada banyak, yaitu "黒い部屋 巨大なぜんまい 僕はひとり」/深い闇の中の出来事。あるいは誰かのみた夢。/真実はどこかの光の中" ("A black room, a huge clockwork, I am alone"/ "An event in the deep darkness. Or a dream which someone saw" / "The truth is in the light at somewhere"). Lirik 'Lu Li La' berada di pertengahan lagu.

4. Heartbeat Clocktower (ハートビート・クロックタワー [ぜんまい仕掛けの子守唄4], Heartbeat Clocktower [Clockwork Lullaby 4])
Dinyanyikan oleh KAITO

Lagu keempat dalam serial Clockwork Lullaby. Menceritakan tentang Kaito sebagai penjaga menara jam, penyukses dari lelaki yang memiliki dosa yaitu 'greed'. Pemilik terdahulu membuat sebuah theater di dalam hutan dan anaknya, menjadi pemimpin disana. Karena ia adalah penjaganya, maka ia harus mengorbankan dirinya sendiri untuk membuat clocktower berjalan.

Memiliki hubungan dengan lagu 'Hakoniwa no Shoujo' dan 'Judgment of Corruption'. Kata kuncinya adalah "孤独な男がその死の間際に作り上げた、森の奥の小さな映画館" ("A small theatre in a depth of the forest which was made by a lonely man on the brink of his death" atau "Kodoku na otoko ga shi no magiwa tsukuri ageta, mori no oku no chiisana eigakan"). Lirik 'Lu Li La' deket akhir dan dinyanyikan oleh kembar Kagamine dalam bentuk 'servant of master of the graveyard'.

5. Chrono Story (クロノ・ストーリー[ぜんまい仕掛けの子守唄5], Chrono Story [Clockwork Lullaby 5])
Dinyanyikan oleh Kagamine Rin, Kagamine Len dan Megurine Luka

Lagu kelima dalam serial Clockwork Lullaby dan lagu terakhir dalam serial Original Sin Series. Menceritakan tentang Rin dan Len, atau Hansel dan Gretel. Sehabis membunuh ibu angkatnya dengan mendorongnya ke oven, Rin & Len melihat bagaimana dosa 'ibu' mereka menjadi 7 dosa kematian, dilambangkan dengan benda. Lalu, ketujuh dosa itu pun terbang ke angkasa dan begitulah.

Di pihak lain, Elluka Clockworker, berbicara pada teman lamanya, Tree of Eldoh, penjaga hutan Eldoh. Ia menyuruh Elluka untuk mendapatkan ketujuh dosa itu. Sang penyihir itu memiliki kisah sedih ketika masa lalu, membuatnya tidak dapat mati dan kematian akan yang dicintainya. Elluka pun menerima permintaan itu. Di akhir lagu, ditunjukan ke-4 gadis (Lukana, Meilis, Gumilia dan Mikulia) juga mansion dari 'Madness of Duke Venomania'. Lirik 'Lu Li La' ada di akhir lagu, dinyanyikan oleh si kembar Kagamine dengan alunan piano yang menyedihkan dan menyayat hati(ku). Kata kunci dalam lagu ini adalah "どうせ時間は無限にあるし" ("Time is limitless anyway" atau "Douse jikan wa mugen ni arushi")

6. Chaban Kapurishio (Capriccio Farce [ぜんまい仕掛けの子守唄6], Capriccio Farce [Clockwork Lullaby 6])
Dinyanyikan oleh Kagamine Rin, Kagamine Len, Hatsune Miku, Megurine Luka, KAITO, MEIKO, Kamui Gakupo dan GUMI

Lagu terakhir dalam serial Clockwork Lullaby. Menceritakan semua 'vessel of the sins' berkumpul di theater Gallerian dan membicarakan tentang vessel terakhir, Wrath. Master of the Court (Miku) bertanya pada MA (Luka), tapi ia tidak tahu dan takutnya berada di tangan 'gadis' itu (master of the hellish yard). Namun, kelihatannya, Gear (Kaito) dan master of the graveyard (Meiko) mengatakan mungkin tidak akan menghasilkan apa pun kalau mau mencarinya.

Di tengah pembicaraan, datanglah sang orang tak diundang atau Gardener (Gakupo). Ia ditangkap oleh master of the graveyard dan dihakimi oleh master of the court. Syukurnya, Waitress (Rin) punya pekerjaan untuk Gardener dan jadilah dia 'Gardener'. Kata kunci dalam lagu ini adalah "さあ始めよう 裁判という茶番を" ("Now, let's start the farcical hearing" atau "Saa, hajimeyou saiban to iu chaban wo"). Lirik "Lu Li La" dinyanyikan oleh Irregular (Allen Avadonia dari Story of Evil) sebelum bagian terakhir.

(N.B: Bagian terakhir dari lagu 'Capriccio Farce' disesuaikan dengan tanggal rilis
1. MEIKO
2. KAITO
3. Hatsune Miku
4. Kagamine Rin
5. Kagamine Len
6. Kamui Gakupo
7. Megurine Luka
8. GUMI)

Ini lah lirik lagu-lagunya:

1. Zenmai-jikake no Komoriuta
By Kagamine Rin
First Song in Clockwork Lullaby Series

Itsumo no toori ni kotoba wo oshiete
Watashi wa sorera wo uta he to kaeyou

Mousou no naka de nani wo te ni ireta?
Tatta hitotsu no shinjitsu no uta

"Ru Ri Ra Ru Ri Ra" kono utagoe waDare no moto he to todoku no ka na?
Kotoba to iu kagi wo te ni ireHiraku michi no tobira

Hoshii to negatte te ni ireta omocha wo
Ryoute de kakaete mado kara suteta no

Manzoku suru koto no nai ningentachi yo
Nani wo nozomi nani wo te ni ireru?
Tsukareta naraba ima wa tada
Nemuri nasai

Ru ri ra ru ri ra kono komoriuta
Anata no kokoro iyaseru ka na?
Yokubou to iu tsumi wo kakaete
Ima wa yume wo mite iru

Ru ri ra ru ri ra kono utagoe wa
Zenmai-jikake no komoriuta
Anata ga mawashite kurenai to
Tomatte shimau no

Hana no you na omoidetachi mo
Doro no you na TORAUMA sae mo
Mawari tsudzukete tokete iku no
Subete watashi no naka de

2. Hakoniwa no Shoujo
By Hatsune Miku
Second Song in Clockwork Lullaby Series

Kono heya no naka ni wa anata to watashi dake
Futari de uta wo utai tsudzukemashou
Soto no sekai nante shiranakute ii
Anata ga sore wo nozomu nara

Watashi wa anata wo "chichi" to yobi
Anata wa watashi wo "musume" to yonda

Arukenu watashi wo kidzukau anata
Heya wo utsukushii mono de ume tsukushite kureta

Akai GURASU ni
Ao no SUPUUN
Kiiroi waku no nitsui no kagami

Kono heya no naka ni wa anata to watashi dake
Futari de uta wo utai tsudzukemashou
Soto no sekai nante shiranakute ii
Anata ga sore wo nozomu nara

Kurai shinshitsu to mado no keshiki
Sore ga watashi nitotte sekai no subete

Anata wa itsu demo yasashii keredo
Soto no sekai no koto wa oshiete kurenai

Heya no komono tachi
Watashi wo warau
"Bokura to kimi wa nita mono doushi"

"Ru Ri Ra Ru Ri Ra" to watashi wa utau no
Soto no sekai ni wa kikoenai you ni
Anata no tame dake ni utatte ageru
Watashi ga sore wo nozomu kara

Anata no kuchi kara kiita "sensou" to iu kotoba
Doushite oheya ga moete iru no?

Moetsu kita yashiki kara mitsukatta no wa
Kodoku na otoko no nakigara to
Yakekogeta zenmai-jikake no ningyou

3. Re_birthday
By Kagamine Len
Third Song in Clockwork Lullaby Series.

Mezameta toki boku wa hitori
Kuroku nuritsubusareta heya
Nani mo miezu nani mo kikoezu
Hitori furueru yami no naka

Tenjou ni wa ookina ana
Yoku mireba soko ni wa kyodai na zenmai
Sono saki kara totsujo hibiku
Etai no shirenu bukimi na koe

"Tsumibukaki shounen yo
Omae wa kono saki eien ni
Kono heya kara wa derarenu"
To itta

Shunkan omoidashita subete no kioku
Mizukara ga kasaneta tsumi no kazukazu wo
Koko ni iru riyuu to ketsumatsu ni kidzuita
Mou ano koro ni wa modorenai no da to

Kidzukeba ryou ude ni hamerareta akai tejou
Sore wa kitto dareka no nagashita chi no iro
Ryou no ashikubi ni wa aoi iro no kusari
Sore wa kitto dareka no namida no iro

Mezameta toki boku wa hitori kuroku nuritsubusareta heyaNani mo miezu nani mo kikoezu hitori furueru yami no nakaTenjou ni wa ookina ana yoku mireba soko ni wa kyodai na zenmaiSono saki kara totsujo hibiku etai no shirenu bukimi na koe

"Tsumibukaki shounen yo" "Omae wa kono saki eien ni""Kono heya kara wa derarenu" to itta

Shunkan omoidashita subete no kioku mizukara ga kasaneta tsumi no kazukazu woKoko ni iru riyuu to ketsumatsu ni kidzuita mou ano koro ni wa modorenai no da toKidzukeba ryou ude ni hamerareta akai tejou sore wa kitto dareka no nagashita chi no iroRyou no ashikubi ni wa aoi iro no kusari sore wa kitto dareka no namida no iro

"Ru Ri Ra Ru Ri Ra"
Kikoete kita uta wa
Dare ga utau komoriuta darou ka...

Dorehodo no toki ga nagareta darou
Ugokanu zenmai ni tazuneta
Doko kara tomonaku kikoete kuru
Utagoe dake ga boku wo iyasu

Aru hi boku wa kidzuita n da
Sono uta no shinjitsu no imi wo
Soshite boku wa komoriuta ni
Atarashii kotoba wo tsuketashita

Zenmai no sukima kara
Ochite kita chiisana hikari
Sore wa kitto

---Kimi ga kureta MESSEEJI---

Mawari hajimeta zenmai wa shizuka ni kataru
"Tsumi ga kesshite yurusareru koto wa nai"
Dakedo mizu to iu kotoba aku to iu kotoba
Bokura wa sorera wo uta he to kaeyou

Akai tejou hazure boku ni katari kakeru
"Kore kara anata wa umare kawaru no yo" to
Aoi ashikase hazure boku ni hanashi kakeru
"Kyou ga kimi no atarashii Birthday"

Subete ga mawari soshite shiroku somaru
Mousugu kimi ni ai ni yuku yo

4. Heartbeat Clocktower
By KAITO
Fourth Song in Clockwork Lullaby Series

Tokei tou no haguruma no oto
Sore wa kanojo ga ikite iru akashi
Kono byoushin ga tomaranu you ni
Mimamoru no ga "boku" no yakume

Katsute no shujin butsuyoku no keshin
Mizukara no tsumi wa itsu no hika
Onore jishin wo horobosu no da to
Doushite hayaku kitsuke nakatta ka

Kanojo no hanshin ni ima mo nokoru minikui yakedo no ato wa
Ano futari no omoide wo kizanderu

Kyou mo mata mayoikonda
Nani mo shiranu awarena houmonsha
Karera mo sugu "hakaba no aruji" no
Ibukuro ni osamaru koto darou

Shuyaku kidori no ano "onna no ko"
Itsumo toori no wagamama sanmai"
Kataware" wo ushinatta samishisa
Sukoshi kao ni yadoshi nagara

Kodoku na otoko ga sono shi no magiwa ni tsukuriageta
Mori no oku no chiisana eigakan
Wasure sarareta sono toki ni nari hajimeta
Zenmai-jikake no komoriuta

"Chizome no hasami" "Shishoku no katana"
Imada mezamenu karera wo matsu hibi
Subete no uta ga katarareta toki ni
YUUTOPIA wa kansei suru rashii

Tokei no hari ga tomaru koto wa
Kanojo jishin no owari wo imi suru
Sabitsuite kaketa haguruma tachi
Nokosareta jikan wa nagakunai

Kodoku na otoko ga sono shi no magiwa ni tsukuriageta
Mori no oku no chiisana eigakan
Kanchou wo tsutomeru no wa kare ga motto mo aishita
"Zenmai-jikake no ningyou"

Kakugo wa kimeta
Boku wa mizukara no hidari mune ni
Sotto te wo ate fukaku sashikonda...

(Ru Ri Ra by Kagamine twins)

Boku no zenmai wa tokei tou no haguruma to
Hibikiatte soshite arata ni hajimaru monogatari
Tokei no hari ga tomaranu you ni
Mawari tsudzukeru no ga boku no yakume

5. Chrono Story
By Kagamine Rin, Kagamine Len & Megurine Luka

[Rin & Len]
Kikoete kuru no wa tori no uta?
Iie sore wa mori no nakigoe
Kagayaite iru no wa tsuki no hikari?
Iie sore wa moeru honoo yo

Katsute "kaasan" to yonda hito
Danro no naka de hai he to kawari
Ato ni nokotta "hajimari no tsumi"
Bokura no te de nanatsu ni waketa

"Shikiyoku" wa hana
"Akujiki" wa tane
"Gouman" wa ishi
"Shitto" wa izumi
"Taida" wa kaze
"Gouyoku" wa tsuchi
Soshite
"Funnu" wa mori

Maiagare nanatsu no tsumi
Itsuwari no haha kara umareta kegare
Maware maware sekai yo
Kono ashiki daizai
Kiyomete yo

[Luka]
Kindan no kajitsu no te de
Sekai ni hanatareta nanatsu no tsumi
Mori wo mamoru ERUDO no ki wa
Subete no kaishuu wo tomo ni tanomu

"Taikutsu shinogi ni naru nara sore mo kamawanai"
"Douse jikan wa mugen ni arushi"
Warau ma doushi

Aisuru hito wo ushinai
Daijina mono wo kowashita sono hate ni
Atae rareta yuukyuu wa
Kanojo nitotte kuukyo de shikanai

Subete wo te ni ire
Soshite ushinatta ma doushi wa
Nani wo nozomu?
Nani wo motomeru?
Toki no hate ni...

Hitori no onna kara umarete hagukuma re
Nanatsu ni sakareta tsumi no SUTOORII
Toki wo koeru majo no suikyou na kimagure
Mori kara hajimaru KURONO SUTOORII

[Rin & Len]
"Ru Ri Ra... Ru Ri Ra..."
"Ru Ri Ra... Ru Ri Ra..."
"Ru Ri Ra... Ru Ri Ra..."
"Ru Ri Ra... Ru Ri Ra..."

6. Capriccio Farce
By Kagamine Rin, Kagamine Len, Hatsune Miku, Megurine Luka, KAITO, MEIKO, Kamui Gakupo dan GUMI

[Rin & Len]
Kara no hikoku seki
GARAKUTA bakari no bouchou seki
Saa hajimeyou
Saiban to iu chaban wo

[Miku]
 "Kami no mei niyori sagashi motomeru
Utsuwa mo nokoru wa ato hitotsu dake
Sono arika wo moshimo shiru no naraba
Sore wo shougen nasai 'toki no madoushi' yo"

[Luka]
"Toki wo koe sugata wo kae nushi wo kae sore wa sude ni butai ni toujou shite iru Saredo ima no arika wa ware mo shirazu osoraku wa ano ko no te no naka ni"

[Rin & Len]
"Sagase sagase AITSU wo sagase
Migi ka hidari ka arui wa shita ka
Subete no KAGI wo nigitte iru
'Meikai no nushi' wo sagase"

[Kaito]
"Itsu made kono chaban wo tsudzukeru no ka
Sono saki ni wa nani mo nai"

[Meiko]
"Wana ni ochita ADAMU no tamashii yo
Omae no naseru koto nado mou nani mo nai"

[Len]
Yuragu tenbin midareta SHINARIO
Tsumi ni yogoreta utsuwa tachi
[Rin]
Onoono no uta wo katte ni kanaderu
Fukyou waon no KAPURISHIO
[Luka]
Monogatari wa sude ni kami to akuma no
Te wo hanarete hitori aruki
[Meiko]
Karera ga moshimo kono chi ni ita nara
Kou itte nageku darou

[Kaito] 
~Hontou ni osoroshii ni wa~
[Miku]
~Ningen no yokubou datta~

[Miku]
"Sukoshi jouhou wo seiri shi mashou
Akuma no chi wo hiku iyashiki otoko yo
Kyoka shite ageru no de katarinasai
Omae ga kono mori ni kita toki no koto wo"

[Gakupo]
"Ware no mi ni yadoru imawashiki noroi
Sore wo toku tame ni hitsuyou to naru
Senzo yurai no ken wo motomete
Hitori de kono mori ni yatte kita"

[Rin & Len]
"Korose kurae muri nara toraero
Mori ni haitta futodoki mono wo"
[Miku]
"Sabake sabake tonikaku sabake
Kaitei! Hanketsu! Shikei!"

[Gakupo]
"Toraerare kakugo wo kimeta toki ni
Kimagure shoujo ga te wo sashi nobeta"
[Rin]
"Choudo zatsuyou gakari ga hoshikatta no"
[Gakupo]
"Soshite ware wa 'niwashi' ni natta"

[Luka & Gakupo]
"Toki no madoushi" "noro wareta niwashi"
Mezamenu utsuwa no dai youhin
Onoono no yabou mune ni himeru
Fuon bunshi no INBEEDAA

[Rin & Gakupo]
"Ningyou Kanchou"
"Hakaba no Aruji"
"Haguruma"
"Matsumono"
"Meikai no Nishi"
Subete no owari ga otozureta toki
Waratte iru no wa dare na no ka?

[Len]
~Ru Ri Ra Ru Ri Ra Ru Ri Ru Ri Ra
Hibiku IREGYURAA no kodou~

[Meiko] Yuujou TORAUMA seigi genkaku
[Kaito] Kibou hametsu yume yoku ai shi
[Miku] Subete wo tokashite mawari tsudzukeru
[Rin] Zenmai-jikake no komoriuta

[Len] Kodoku na otoko ga sono shi no magiwa
[Gakupo] Tsukuriageta eigakan
[Luka] Kare ga nozonde ita YUUTOPIA wa
[Gumi] Kansei suru no darou ka?

[Rin & Len]
Saa mitodokeyou
Jinsei to iu chaban wo

Berikut adalah foto dari setiap lagu:

Clockwork Lullaby - Kagamine Rin (as herself)

Girl of a Miniature Garden - Hatsune Miku (as clockwork doll)

Re_Birthday - Kagamine Len (as Irregular)

Heartbeat Clocktower - KAITO (as Gear)

Chrono Story - Megurine Luka (as Elluka Clockworker)

Capriccio Farce - All 'vessel of the sins' (min. Irregular)