Sabtu, 30 Maret 2013

Koruptor itu menolak kebahagiaan


Apa itu bahagia?
Kebahagian hanyalah sebuah 'state' kondisi. Kau mungkin bisa mengakatan dirimu sekarang bahagia, tapi itu hanya jika kau melihat dalam sudut pandang yang memang membuatnya terkesan bahagia. tapi bayangkan jika kondisi itu berbanding terbalik, bahagiakah?

Sebenarnya, banyak yang mengatakan ingin bahagia, pasti semua orang menginginkannya bukan? Tapi dalam sudut pandang apa, semuanya hanya dirinyalah yang bisa menjawabnya. Mau itu dari segi kekayaan, ketentraman hati, atau cinta, bahkan karir? Kebanyakan orang yang optimistis mempunyai target yang tinggi, yang membuat mereka berusaha keras untuk mencapai 'tingkatan bahagia' mereka itu. Sampai terkadang menjadi pribadi yang kurang menyenangkan atau bahkan menjadi benih-benih moral yang amat merusak seperti 'korup'. ckckck, korup memang budaya yang sudah jelas terlihat meskipun kita menutup mata, rasa malas dan ingin semuanya serba instan yang menggelayuti bangsa Indonesia memberikan kontribusi dasar pertama pada budaya tikus berdasi itu. Sungguh ironis melihat demoralisasi ini. Memang sekarang sudah banyak upaya pembasmian korupsi, dengan KPK sebagai 'pestisida'-nya. Tapi, sungguh sudah sedemikian bobroknya negeri ini. Sudah menjangkut akar rupanya penyakit moral ini, hingga jika sebuah kasus terungkap ujungnya pasti akan menjalar ke mana-mana seperti ubi jalar yang subur.
Kenapa negeri ini begini? Apakah korupsi sudah merupakan cara baru untuk meraih kebahagiaan? Ah, apapula pemikiran konyol ini. Mana pula ada kebahagian yang bisa di dapat dengan cara kotor, cara penyakit moral ini?? Tak habis pikir juga, begitu kaburnya kah pandangan hidup para pemegang kekuasaan kini? Katanya "tanpa korupsi, bagaimana pula mendapatkan uang secepat mungkin dengan jumlah banyak? Lagipula yang korupsi juga sudah banyak? Tak masalah". 
Memangnya uang kah patokan segalanya? Kebahagiaan? Sungguh, kasian sekali mereka yang berfikir demikian. Hidup itu untuk memberbudak uang, bukan menjadi budak uang. Apa guna jika memiliki banyak uang tapi beribu ketakutan untuk kehilangannya memenuhi tiap detik yang dihabiskan bersama uang itu. Selalu merasa kurang dan berusaha memperoleh lebih banyak lagi. Hidup yang sangat merana.

Kebahagian cukup satu, karena dia hanya kondisi pikiran. Berfikirlah bahagia. Apa koruptor itu tidak berfikir ya, kalau dengan melakukan korupsi itu artinya mereka membawa pikira-pikiran negatif seperti 'takut kalau ketahuan' ke dalam hidup mereka bukan? Bisa-bisanya membuat hidup sendiri tak tenang seperti itu. Berkeinginan bahagia dengan uangdan harta melimpah tapi yah, kenyataannya malah terantai menjadi budak uang. Right? Itu namanya kan menolak kebahagiaan dengan hidup tentram :D